Untuk menghasilkan cabai yang
berkualitas,dapat dilakukan sejak budidaya hingga penanganan pasca panen.Salah
satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan
varietas cabai yang akan diibudidayakan.Cabai hibrida merupakan pilihan yang
paling tepat.Cabai hibrida mampu memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan cabai nonhibrida.Hal ini disebabkan cabai hibrida merupakan
tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang berasal dari galur tetuanya.Sifat
unggul tersebut,antara lain potensi
hasil yang tinggi,umut panen genjah,masa produktif lebih lama,tahan terhadap
hama dan penyakit,kualitas buah sesuai keinginan konsumen,serta daya simpan
buah lama.
Saat ini telah banyak benih cabai
hibrida yang beredar dipasaran.Beragam nama varietas dan berbagai keunggulan
ditawarkan kepetani.Beberapa produsen benih cabai juga bertebaran di Indonesia.
Cabai merupakan termasuk genus Capsicum,famili solacenae,subkelas Dikotilodenae
dan kelas Angiospermae.Capsicum
merupakan tanaman setahun berbentuk perdu dengan nama botani Capsicum annum L.Sistem
perakaran tanaman cabai agak menyebar,panjangnya 25-35 cm.Batangnya tegak dan
pangkalnya berkayu.Daun berbentuk hati,lonjong,atau agak bulat telur dengan
posisi berselang seling.Benih cabai berbentuk cakram,panjangnya 3-5 mm,berwarna
kuning sampai kecoklatan atau kehitaman (Cpubescens).
Dengan perkembangan ilmu
bioteknologi dibidang pemuliaan tanaman,para breeder berusaha merekayasa gen
cabai biasa menjadi cabai unggul.Pada dasarnya,tujuan umum pemuliaan tanaman
adalah mendapatkan kultivar yang lebih baik dari kultivar yang udah ada.Tipe
cabai unggul yang diiinginkan adalah memiliki pembungaan dan pembentukan
buahnya cepat (umur panen genjah),produktivitasnyatinggi,daya adaptasinya luas
atau spesifik untuk daerah marginal tertentu
(kering,rawa,pantai,gambut/asam),serta tahan terhadap hama dan penyakit.
Tak hanya untuk memenuhi hasil
secara kuantitas,perakitan cabai unggul juga ditekankkan pada kualitas sesuai
dengan preferensi konsumen.Para konsumen menginginkan karakter cabai antara
lain tingkat kepedasan sesuai,penampilan buah yang baik,mulus,dan warna yang
terang,serta bebas dari penyakit,seperti antaroknosa.Untuk
industri pangan,seperti saos dan pasta,sifat-sifat cabai yang diinginkan adalah
mempunyai tingkat kepedasan tinggi,warna merah terang,dan buahnya harus
tersedia sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan industri (kontinuitas
terjaga).
A.Produktivitas tinggi
Salah satu tujuan pengembangan cabi
unggul adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai.Peningkatan
produktivitas tanaman cabai dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen yang
terus meningkat dan efisiensi penggunaan lahan.Artinya,lahan sempit sekali pun
tanaman cabai dapat berproduksi tinggi.Dengan demikian,para petani yang
memiliki lahan sempit (100-200m²)dapat menanam cabai dan memetik hasil
tinggi.Begitu pula dengan orang-orang yang ingin memanfaatkan halaman rumahnya
untuk berbisnis cabai.Mereka dapat menanam cabai didalam pot dan memanen hasil
yang tinggi pula.
Produktivitas cabai besar saat ini
rata-rata 1-1,2 kg/tanaman/musim tanam,tanaman cabai keriting berkisar 0,75-1
kg/tanaman/musim tanam.Sementara itu,paprika dengan periode pertumbuhan selama
12 bulan menghasilkan 25-30 kg/m² atau sekitar 3,5-3,7 kg/tanaman.Dengan
pengembangan cabai unggul melalui permuliaan,diharapkan produktivitas tanaman
cabai meningkat.Salah satu cabai unggul yang mampu berproduktivitas tinggi
adalah cabai besar varietas F1 yang mampu berproduksi hingga 1 kg/tanaman atau
hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan tetuanya yang hanya berproduksi
masksimal 600 g/tanaman.
B.Tahan serangan hama dan penyakit
Salah satu kendala penanaman cabai
didaerah tropis adalah tingginya serangan hama dan penyakit.Curah hujan dan
kelembapan udara yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan perkembangan hama
dan penyakit juga sangat cepat.
Tanaman cabai sangat rentan terhadap
serangan hama trips dan lalat buah.Tak hanya hama,serangan penyakit seperti
antaroksa,layu bakteri,layu cendawan Phytophthora,busuk buah antraknos/patek,dan
virus berpotensi menurunkan produksi dan kualitas buah.
Dengan pemuliaan,dihasilkan tanaman
cabai unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tersebut.Pada tahap
seleksi,akan diperoleh genotipe dari tetua yang memiliki karakter tahan hama
dna penyakit tertentu.Genotipe tersebut akan dijadikan bahan untuk perakitan
cabai unggul.Misalnya,cabai unggul varietas Wibawa
F1 yang tahan terhadap serangan penyakit layu bakteri dan layu cendawan
Phytophthora.
C.Masa pembuahaannya cepat (genjah)
Untuk mampu bersaing di pasar
global,khususnya bisnis sayur-sayuran,tuntunan kualitas,kuantitas,dan
kontinuitas cabai harus diperhatikan.Jika tidak,lambat laun cabai akan
tersingkirkan dari persaingan yang ketat.Oleh karena itu untuk memenuhi
tuntunan tersebut,diharapkan tanaman cabai unggul mampu berproduksi yang
tinggi,tetapi tetap berkualitas dalam waktu cepat.Pemenuhan kuantitas tersebut
terkait pada kemampuan menjaga kontinuitas produk.Salah satu caranya adalah
membuat tanaman cabai lebih cepat berbuah dan genjah.
Umumnya cabai dipanen pada umur 90
hari setelah tanam.Dengan pemuliaan,tanaman cabai dirakit agar tanaman mampu
berbunga dan berbuah dengan cepat.Misalnya,cabai unggul varietas Gada F1 yang
mampu berbuah pada umur 80 hari setelah tanam atau 10 hari lebih cepat dari
varietas lain yang sejenis.
D.Tingkat kepedasan
Setiap cabai memiliki rasa
pedas,kecuali paprika(cabai manis).Namun,tingkat kepedasan tiap varietascabai
berbeda-beda.Umumnya,cabai unggul atau cabai hibrida memiliki tingkat kepedasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal.Hal ini disebabkan cabai
hibrida merupakan hasil dari persilangan atau pemuliaan yang mengambil
sifat-sifat unggul dari tetuanya.Sifat unggul tersebut berupa rasa pedas yang
tinggi,seperti yang dimiliki varietas lado F1 dan Gada F1.Varietas tersebut
memiliki rasa pedas walaupun sudah diencerkan sampai 400 kali.Demikian juga
dengan varietas bagayo F1 yng ekstra pedas.Rasa pedasnya masih terasa walaupun
telah dilakukan pengenceran 1.000 kali.Tak heran jika Gada F1,Lado F1,dan
bagayo F1 disukai oleh konsumen dan industri olahan.
E. Frekuensi Pemanenan
Perbedaan umur panen cabai pada
umunya disebabkan faktor genetik dan lingkungan.Secara genetik,varietas cabai
hibrida atau unggul umumnya mempunyai umur panen yang lebih cepat dibandingkan
cabai lokal.Bahkan,sesama cabai hibrida pun mempunyai perbedaan umur panen
meskipun berada di daerah penanaman yang sama dan perlakuan budi daya yang sama
pula.
Adapun faktor lingkungan yang
mempengaruhi perbedaan umur panen adalah iklim dan tindakan budi daya.Varietas
cabai yang sama dan ditanam pada ketinggian yang berbeda dengan perlakuan budi
daya yang sama akan berbeda umur panennya.Umumnya,cabai yang diitanam didataran
rendah memiliki umur panen yang lebih pendek(cepat) dibandingkan penanaman
didataran tinggi.Begitu juga dengan tekhnik budidaya nya.Cabai yang ditanam
secara tradisional umur panennya akan berbeda dengan cabai yang dikelola dengan
teknologi budi daya mulsa.Dengan teknologi budidaya mulsa,gulma dan serangan
hama penyakit dapat ditekan sehingga pertumbuhan lebih optimal.Pertumbuhan
tanaman yang baik akan mendorong waktu pemanenan yang baik pula.
F.Bentuk seragam
Selera konsumen terhadap cabai
berbeda-beda.Hal ini terkait dengan tingkat kebutuhan terhadap cabai matang 80-90
% saja,tetapi juga ada yang mengharuskan cabai matang penuh.Selain itu,ada yang
menyukai cabai keriting,tetapi ada yang lebih menginginkan “super
keriting”.Konsumen ada yang menyukai bentuk cabai bulat,tetapi ada juga yang
menyukai cabai lonjong.Begitu pula dengan ukuran,ada yang menyukai buah
besar,tetapi ada juga yang menginginkan buah ukuran kecil.Semua tuntutan
konsumen tersebut harus diperhatikan dan sebaiknya harus dipenuhi agar tetap
mampu bersaing di pasaran.Untuk itu memenuhi tuntutan konsumen mengenai bentuk
cabai,pemulaian cabai mampu menjawab hal tersebut.Dari pemuliaan tersebut mampu
menghasilkan cabai dengan bentuk buah seragam,baik yang ukuran besar maupun
kecil.
G.Daya Simpan lama
Perakitan cabai unggul juga
diarahkan kepada kemampuan cabai untuk tetap fresh meski telah dipanen.Dengan
mengambil sifat-sifat unggul dar tetuanya,diharapkan cabai unggul hasil
pemuliaan tersebut memiliki daya simpan yang lama.Umumnya,cabai biasa memiliki
daya simpan yang rendah.Artinya,cabai hanya dapat bertahan sekitar 1-2 hari
saja setelah dipanen.Daya simpan yang lama menjadi faktor penting dalam
pemasaran produk.Dengan daya simpan yang lama,konsumen tetap bisa mengkonsumsi
cabai dalam kondisi segar dan berkualitas tinggi.Cabai yang dapat disimpan lama
mampu terdistribusi hingga keseluruh pelosok negeri.Bahkan,mampu memenuhi
kualitas tinggi meski diekspor keluar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar