expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 07 April 2013

Kriteria Tanaman Cabai Unggul

            Untuk menghasilkan cabai yang berkualitas,dapat dilakukan sejak budidaya hingga penanganan pasca panen.Salah satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas cabai yang akan diibudidayakan.Cabai hibrida merupakan pilihan yang paling tepat.Cabai hibrida mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan cabai nonhibrida.Hal ini disebabkan cabai hibrida merupakan tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang berasal dari galur tetuanya.Sifat unggul tersebut,antara lain  potensi hasil yang tinggi,umut panen genjah,masa produktif lebih lama,tahan terhadap hama dan penyakit,kualitas buah sesuai keinginan konsumen,serta daya simpan buah lama.
            Saat ini telah banyak benih cabai hibrida yang beredar dipasaran.Beragam nama varietas dan berbagai keunggulan ditawarkan kepetani.Beberapa produsen benih cabai juga bertebaran di Indonesia.
            Cabai merupakan termasuk genus Capsicum,famili solacenae,subkelas Dikotilodenae dan kelas Angiospermae.Capsicum merupakan tanaman setahun berbentuk perdu dengan nama botani Capsicum annum L.Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar,panjangnya 25-35 cm.Batangnya tegak dan pangkalnya berkayu.Daun berbentuk hati,lonjong,atau agak bulat telur dengan posisi berselang seling.Benih cabai berbentuk cakram,panjangnya 3-5 mm,berwarna kuning sampai kecoklatan atau kehitaman (Cpubescens).
            Dengan perkembangan ilmu bioteknologi dibidang pemuliaan tanaman,para breeder berusaha merekayasa gen cabai biasa menjadi cabai unggul.Pada dasarnya,tujuan umum pemuliaan tanaman adalah mendapatkan kultivar yang lebih baik dari kultivar yang udah ada.Tipe cabai unggul yang diiinginkan adalah memiliki pembungaan dan pembentukan buahnya cepat (umur panen genjah),produktivitasnyatinggi,daya adaptasinya luas atau spesifik untuk daerah marginal tertentu (kering,rawa,pantai,gambut/asam),serta tahan terhadap hama dan penyakit.
            Tak hanya untuk memenuhi hasil secara kuantitas,perakitan cabai unggul juga ditekankkan pada kualitas sesuai dengan preferensi konsumen.Para konsumen menginginkan karakter cabai antara lain tingkat kepedasan sesuai,penampilan buah yang baik,mulus,dan warna yang terang,serta bebas dari penyakit,seperti antaroknosa.Untuk industri pangan,seperti saos dan pasta,sifat-sifat cabai yang diinginkan adalah mempunyai tingkat kepedasan tinggi,warna merah terang,dan buahnya harus tersedia sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan industri (kontinuitas terjaga).

A.Produktivitas tinggi
            Salah satu tujuan pengembangan cabi unggul adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai.Peningkatan produktivitas tanaman cabai dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat dan efisiensi penggunaan lahan.Artinya,lahan sempit sekali pun tanaman cabai dapat berproduksi tinggi.Dengan demikian,para petani yang memiliki lahan sempit (100-200m²)dapat menanam cabai dan memetik hasil tinggi.Begitu pula dengan orang-orang yang ingin memanfaatkan halaman rumahnya untuk berbisnis cabai.Mereka dapat menanam cabai didalam pot dan memanen hasil yang tinggi pula.
            Produktivitas cabai besar saat ini rata-rata 1-1,2 kg/tanaman/musim tanam,tanaman cabai keriting berkisar 0,75-1 kg/tanaman/musim tanam.Sementara itu,paprika dengan periode pertumbuhan selama 12 bulan menghasilkan 25-30 kg/m² atau sekitar 3,5-3,7 kg/tanaman.Dengan pengembangan cabai unggul melalui permuliaan,diharapkan produktivitas tanaman cabai meningkat.Salah satu cabai unggul yang mampu berproduktivitas tinggi adalah cabai besar varietas F1 yang mampu berproduksi hingga 1 kg/tanaman atau hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan tetuanya yang hanya berproduksi masksimal 600 g/tanaman.

B.Tahan serangan hama dan penyakit
            Salah satu kendala penanaman cabai didaerah tropis adalah tingginya serangan hama dan penyakit.Curah hujan dan kelembapan udara yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan perkembangan hama dan penyakit juga sangat cepat.
            Tanaman cabai sangat rentan terhadap serangan hama trips dan lalat buah.Tak hanya hama,serangan penyakit seperti antaroksa,layu bakteri,layu cendawan Phytophthora,busuk buah antraknos/patek,dan virus berpotensi menurunkan produksi dan kualitas buah.
            Dengan pemuliaan,dihasilkan tanaman cabai unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tersebut.Pada tahap seleksi,akan diperoleh genotipe dari tetua yang memiliki karakter tahan hama dna penyakit tertentu.Genotipe tersebut akan dijadikan bahan untuk perakitan cabai unggul.Misalnya,cabai unggul varietas Wibawa F1 yang tahan terhadap serangan penyakit layu bakteri dan layu cendawan Phytophthora.

C.Masa pembuahaannya cepat (genjah)
            Untuk mampu bersaing di pasar global,khususnya bisnis sayur-sayuran,tuntunan kualitas,kuantitas,dan kontinuitas cabai harus diperhatikan.Jika tidak,lambat laun cabai akan tersingkirkan dari persaingan yang ketat.Oleh karena itu untuk memenuhi tuntunan tersebut,diharapkan tanaman cabai unggul mampu berproduksi yang tinggi,tetapi tetap berkualitas dalam waktu cepat.Pemenuhan kuantitas tersebut terkait pada kemampuan menjaga kontinuitas produk.Salah satu caranya adalah membuat tanaman cabai lebih cepat berbuah dan genjah.
            Umumnya cabai dipanen pada umur 90 hari setelah tanam.Dengan pemuliaan,tanaman cabai dirakit agar tanaman mampu berbunga dan berbuah dengan cepat.Misalnya,cabai unggul varietas Gada F1 yang mampu berbuah pada umur 80 hari setelah tanam atau 10 hari lebih cepat dari varietas lain yang sejenis.

D.Tingkat kepedasan
            Setiap cabai memiliki rasa pedas,kecuali paprika(cabai manis).Namun,tingkat kepedasan tiap varietascabai berbeda-beda.Umumnya,cabai unggul atau cabai hibrida memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal.Hal ini disebabkan cabai hibrida merupakan hasil dari persilangan atau pemuliaan yang mengambil sifat-sifat unggul dari tetuanya.Sifat unggul tersebut berupa rasa pedas yang tinggi,seperti yang dimiliki varietas lado F1 dan Gada F1.Varietas tersebut memiliki rasa pedas walaupun sudah diencerkan sampai 400 kali.Demikian juga dengan varietas bagayo F1 yng ekstra pedas.Rasa pedasnya masih terasa walaupun telah dilakukan pengenceran 1.000 kali.Tak heran jika Gada F1,Lado F1,dan bagayo F1 disukai oleh konsumen dan industri olahan.

E. Frekuensi Pemanenan
            Perbedaan umur panen cabai pada umunya disebabkan faktor genetik dan lingkungan.Secara genetik,varietas cabai hibrida atau unggul umumnya mempunyai umur panen yang lebih cepat dibandingkan cabai lokal.Bahkan,sesama cabai hibrida pun mempunyai perbedaan umur panen meskipun berada di daerah penanaman yang sama dan perlakuan budi daya yang sama pula.
            Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi perbedaan umur panen adalah iklim dan tindakan budi daya.Varietas cabai yang sama dan ditanam pada ketinggian yang berbeda dengan perlakuan budi daya yang sama akan berbeda umur panennya.Umumnya,cabai yang diitanam didataran rendah memiliki umur panen yang lebih pendek(cepat) dibandingkan penanaman didataran tinggi.Begitu juga dengan tekhnik budidaya nya.Cabai yang ditanam secara tradisional umur panennya akan berbeda dengan cabai yang dikelola dengan teknologi budi daya mulsa.Dengan teknologi budidaya mulsa,gulma dan serangan hama penyakit dapat ditekan sehingga pertumbuhan lebih optimal.Pertumbuhan tanaman yang baik akan mendorong waktu pemanenan yang baik pula.

F.Bentuk seragam
            Selera konsumen terhadap cabai berbeda-beda.Hal ini terkait dengan tingkat kebutuhan terhadap cabai matang 80-90 % saja,tetapi juga ada yang mengharuskan cabai matang penuh.Selain itu,ada yang menyukai cabai keriting,tetapi ada yang lebih menginginkan “super keriting”.Konsumen ada yang menyukai bentuk cabai bulat,tetapi ada juga yang menyukai cabai lonjong.Begitu pula dengan ukuran,ada yang menyukai buah besar,tetapi ada juga yang menginginkan buah ukuran kecil.Semua tuntutan konsumen tersebut harus diperhatikan dan sebaiknya harus dipenuhi agar tetap mampu bersaing di pasaran.Untuk itu memenuhi tuntutan konsumen mengenai bentuk cabai,pemulaian cabai mampu menjawab hal tersebut.Dari pemuliaan tersebut mampu menghasilkan cabai dengan bentuk buah seragam,baik yang ukuran besar maupun kecil.

G.Daya Simpan lama
            Perakitan cabai unggul juga diarahkan kepada kemampuan cabai untuk tetap fresh meski telah dipanen.Dengan mengambil sifat-sifat unggul dar tetuanya,diharapkan cabai unggul hasil pemuliaan tersebut memiliki daya simpan yang lama.Umumnya,cabai biasa memiliki daya simpan yang rendah.Artinya,cabai hanya dapat bertahan sekitar 1-2 hari saja setelah dipanen.Daya simpan yang lama menjadi faktor penting dalam pemasaran produk.Dengan daya simpan yang lama,konsumen tetap bisa mengkonsumsi cabai dalam kondisi segar dan berkualitas tinggi.Cabai yang dapat disimpan lama mampu terdistribusi hingga keseluruh pelosok negeri.Bahkan,mampu memenuhi kualitas tinggi meski diekspor keluar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar