expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 14 April 2013

PENANAMAN DAN PERAWATAN BUDIDAYA JAGUNG


A.Penanaman
a.Pembuatan lubang tanam
            lubang tanam dibuang sedalam 2-5 cm menggunakan tugal atau ponjo,yakni alat yang terbuat dari kayu bulat panjang dengan ujung runcing.Berdasarkan pengalaman para petani jarak tanam lubang tanam yang idela adalah 20x20 cm atau 20x40 cm.Agar barisan lubang tanam yang dibuat menjadi teratur bisa digunakan alat bantu berupa tali rafia yang dibentangkan sepanjang bedengan.Sementara itu,untuk benih yang ditanam diparit bedengan,jarak antar lubang tanam adalah 20 cm.
b.penanaman benih
            Sebelum ditanam,benih direndam terlebih dahulu selama 30 menit didalam air yang telah dicampur insektisida.Setelah itu ditiriskan dan diberi fungisida berbentuk tepung.Kedua perlakuan ini bertujuan menghindarkan benih terserang hama dan jamur.Namun,pengaplikasian insektisida dan fungisida harus dilakukan secara bijaksana karena pada dasarnya kedua bahan ini adalah racun,sehingga berbahaya jika diberikan berlebihan.Untuk itu,dosisnya harus disesuaikan dengan aturan yang tertulis disetiap kemasannya.
            Benih ditanam pada pagi hari atau pada sore hari saat sinar matahari tidak begitu terik.Rata-rata,karena daya tumbuhnya tinggi,untuk semua varietas jagung hibrida hanya memerlukan satu butir benih untuk satu lubang tanam.Setelah benih dimasukkan lubang tanam ditutup kembali dengan tanah.Usahakan agar penutupan lubang tanam dilakukan ringan saja,jangan terlalu dipadatkan.
            Waktu terbaik untuk menanam benih adalah pada akhir musim hujan agar saat masa pertumbuhan hingga memasuki masa mengeluarkan buah,tanaman masih mendapatkan pasokan air hujan dan diharapkan saat panen tiba,musim kemarau telah datang sehingga memudahkan proses pengeringan biji.Sebagai gambaran,Banyak petani jagung didaerah yang mulai menanam pada bulan mei.Namun,mengingat saat ini iklim di Indonesia sering berubah-ubah,membuat patokan waktu tanam ini juga berubah-ubah.Ada baiknya,sebelum menanam,kita meminta informasi terlebih dahulu kepada dinas pertanian setempat mengenai jadwal penanaman yang tepat.
c.Pemupukan awal
            Pupuk awal yang diberikan adalah pupuk organik seperti urea,TSP,dan KCL.Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara memasukkan pupuk kedalam lubang yang dibuat dengan kedalaman sekitar 10 cm dan berjarak sekitar 15 cm dari lubang tanam.Jarak lubang pupuk yang terlalu dekat mengakibatkan benih rusak atau tanaman muda yang tumbuh layu terbakar.Sebaiknya,pemberian pupuk dibagi dalam dua lubang dengan dosis 3,5-4 gram/lubang.Setelah pemupukan,lubang pupuk disiram agar pupuk larut dan mudah diserap oleh benih.


B.PERAWATAN
a.Penyulaman benih
            Satu minggu setelah tanam,benih akan tumbuh,dan muncul tanaman muda.Saat itu pengecekan harus dilakukan.Jika ada benih yang tidak tumbuh,mati,atau tanaman muda terserang penyakit,segera lakukan penyulaman,yakni penanaman benih kembali.Proses penyulaman sama dengan penanaman benih,yakni benih sulaman ditanam dilubang tanam,lalu ditutupi tipis dengan tanah.
            Tujuan penyulaman adalah agar tanaman tumbuh seragam,baik umur maupun sosoknya.Karena itu,penyulaman tidak dianjurkan dilakukan setelah tanaman berumur diatas 25 hari.Alasannya,umur tersebut sistem perakaran sudah tumbuh dengan kuat sehingga benih sulaman tidak akan mampu bersaing memperebutkan unsur hara.Akibatnya,benih sulaman akan tumbuh lambat atau mati.
b.Penyiangan gulma
            Gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus disiangi agar tidak menjadi pesaing utama dalam memperebutkan unsur hara.Penyiangan dilakukan dua kali.Pertama,saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam.Kedua,saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.Untuk gulam seperti rumput atau tanaman perdu lainnya,penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mecabut seluruh bagian tanaman sampai keakarnya.Setelah itu,gulma dikumpulkan dan dibakar atau diolah menjadi kompos.Untuk gulma yang membandel seperti alang-alang,penyiangan dilakukan dengan memberikan herbisida sistemik dengan sistem wipping,yakni dengan mengolesinya dengan herbisida.Namun,teknik wipping hanya dilakukan jika alang-alang yang tumbuh masih sedikit.Jika sudah masih sangat banyak,pengaplikasiannya bisa dilakukan dengan penyemprotan.
            Bersamaan dengan penyiangan gulma yang kedua,dilakukan juga pembubunan,yakni menutup akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah.Tujuannya membuat akar tanaman semakin mencengkram tanah sehingga tanaman tidak akan roboh saat diterpa angin kencang.Tanah yang digunakan untuk membubu berasal dari tanah yang ada diantara barisan tanaman.Dengan menggunakan cangkul,tanah dipindahkan kebarisan jagung yang ada dikanan dan kiri hingga tercipta parit baru barisan tanaman.
            Agar tidak berefek negatif sebaiknya dipilih herbisida yang mempunyai daya basmi terbatas,artinya hanya efektif untuk membasmi gulma tanpa merugikan tanaman utama.Contoh herbisida yang dapat digunakan antara lain Dual 500 EC,Gasafax 500 F,Polmax 240 AS.Untuk dosisnya disesuaikan dengan petunjuk pakai yang tertera di kemasannya.
c.Pemberian pupuk lanjutan
            Umur 15-30 setelah tanam atau setelah penyiangan pertama,tanaman diberi pupuk lanjutan.Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 2 gram/tanaman.Cara pengaplikasiannya sama dengan pengaplikasian pupuk awal,yakni dimasukkan kelubang pupuk sedalam 10 cm yang dibuat berjarak sekitar 15 cm dari lubang tanam.Setelah pemupukan,lubang pupuk disiram agar pupuk mudah diserap oleh akar.Pemberian pupuk susulan ini diulang kembali saat tanaman berumur 40 hari.
            Selain pemberian urea,tanaman juga diberikan pupuk cair,pupuk daun,dan hormon seperti Atonik.Pupuk cair dan pupuk daun berfungsi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro dan makro yang mungkin tidak bisa diserap oleh akar dari dalam tanah.Pupuk daun yang bisa diberikan antara lain Gandasil,Gandapan,Sampurna,Growmore,Multimikro,dan Super Bio.Sementara itu,hormon atonik berfungsi untuk memaksimalkan kemampuan akar meyerap unsur hara dari dalam tanah.Dosis pemberianpupuk cair,pupuk daun dan hormon atonik disesuaikan dengan petunjuk pakai yang tertera pada kemasannya.
d.pengairan
            Pengairan dilakukan dengan sistem leb,yakni mengalirkan air kedalam parit hingga meresap keseluruh bagian bedengan.Cara menyiram seperti ini lebih efisian dibandingkan dengan penyiraman manual keseetiap tanaman yang memakan banyak waktu dan tenaga.Usahakan,saat melakukan pengairan,air tidak sampai menggenangi bedengan karena akan membuat akar tanaman sulit bernapas.Untuk lahan tanam yang tergolong kering atau saat tanaman mulai mengeluarkan buah,pengairan harus dilakukan dengan teratur dan terjadwal.Lahan yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan berlangsung akan mengakibatkan buah tongkol kecil,sehingga akan mengurangi jumlah produksi panen.

2 komentar: